Gurita (Octopus spp)


Gurita memiliki 8 lengan dengan alat penghisap berupa bulatan-bulatan cekung pada lengan yang digunakan untuk bergerak di dasar laut dan menangkap mangsa. Lengan gurita merupakan struktur hidrostat muskuler yang hampir seluruhnya terdiri dari lapisan otot tanpa tulang atau tulang rangka luar. Tidak seperti hewan Cephalopoda lainnya, sebagian besar gurita dari subordo Incirrata mempunyai tubuh yang terdiri dari otot dan tanpa tulang rangka dalam. Gurita tidak memiliki cangkang sebagai pelindung di bagian luar seperti halnya Nautilus dan tidak memiliki cangkang dalam atau tulang seperti sotong dan cumi-cumi. Paruh adalah bagian terkeras dari tubuh gurita yang digunakan sebagai rahang untuk membunuh mangsa dan menggigitnya menjadi bagian-bagian kecil.
Tubuh yang sangat fleksibel memungkinkan gurita untuk menyelipkan diri pada celah batuan yang sangat sempit di dasar laut, terutama sewaktu melarikan diri dari ikan pemangsa seperti belut laut Moray. Gurita yang kurang dikenal orang dari subordo Cirrata memiliki dua buah sirip dan cangkang dalam sehingga kemampuan untuk menyelip ke dalam ruangan sempit menjadi berkurang.
Gurita mempunyai masa hidup yang relatif singkat dan beberapa spesies hanya hidup selama 6 bulan. Spesies yang lebih besar seperti Gurita raksasa Pasifik Utara yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram bisa hidup sampai 5 tahun di bawah kondisi lingkungan yang sesuai. Reproduksi merupakan salah satu sebab kematian, gurita jantan hanya bisa hidup beberapa bulan setelah kawin dan gurita betina mati mati tidak lama setelah bertelur. Kematian disebabkan kelalaian gurita untuk makan selama sekitar satu bulan sewaktu menjaga telur-telur yang belum menetas.

Reproduksi      

Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus. Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton sambil memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton.

ALAT INDRA
 
Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita "bisa" membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.
Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.

Cara bergerak

Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas.
Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut.

 



0 komentar:

Posting Komentar

 
Bu-Blog. Template Design By: SkinCorner